Demo image Demo image Demo image Demo image Demo image >

Mengenal Suku Indian

0 komentar

APACHE


Apache adalah ninja dari Amerika. Mereka akan menyelinap di belakang musuh dan membunuh musuhnya tanpa musuhnya menyadari kehadirannya.
Mereka menggunakan senjata primitif terbuat kebanyakan dari kayu dan tulang. Mereka juga para pejuang pisau terbesar dunia yang pernah ada dan cukup bagus dengan kampak orang Indian dan melemparkan kapak. Mereka menteror Amerika Serikat Barat Daya, bahkan militer kesulitan mengalahkan mereka. 

 Tepee suku indian

Suku - suku lain dari daerah Great Plains hidup di tepee (tenda). Tepee terbuat dari kulit bison yang diregangkan pada kerangka kayu yang mudah dipasang. Di bagian atasnya ada penutup yang bisa dibuka agar asap dari api unggun bisa keluar.


Geronimo

Kepala suku Indian terakhir yang memimpin perlawanan terhadap "orang kulit putih" adalah Geronimo (1829-1909) dari suku Chiricahua Apache. Ia memimpin serangan dari negara bagian baratdaya hingga ke Meksiko. Akhirnya ia tertangkap dan diasingkan ke Florida. Lalu ia dibebaskan dan menjadi seorang tokoh nasional yang termasyur.


Suku Indian

Penduduk asli Amerika utara terdiri atas banyak suku. Mereka umumnya hidup dari berburu, memancing dan bertani. Suku-suku terkenal di antaranya adalah Cheyenne, Comanche, don Sioux yang hidup di Great Plains; Apache, Navajo, dan Pueblo, yang hidup di daerah baratdaya; dan Iroquois, Huron, dan Cherokee, yang hidup di daerah timur.
pernah membunuh seorang musuh,
* pernah membunuh dan mengambil kulit kepala musuh,
* pernah memotong leher musuh,
* pernah mengalami cedera.
Senjata Suku Indian

Suku Indian memakai busur dan anak panah, pisau, serta pentung sebagai senjata. Banyak pula yang membawa tomahawk dan senapan yang pada abad ke-16 mereka mendapatkanya dari para pedagang di Eropa.

0 komentar

Para pekerja tidak bertanah di Brazil membawa dua imej apabila mereka menduduki tanah kosong. Yang satu adalah pemimpin masyarakat desa di Canudos, yang berjuang menentang kerajaan pada tahun 1890-an. Yang kedua adalah Che Guevara. Di Carakas, di Buenos Aires, di Bolivia dan di El Salvador, pemuda-pemudi yang bertempur dengan polis semasa pemberontakan menentang kapital global menyelimuti muka mereka dengan kain yang membawa imej Che. Di Eropah, penunjuk rasa memakai kemeja-T dengan muka Guevara tercetak pada dada mereka.

Ernesto ‘Che’ Guevara meninggal dunia pada usia muda. Doktor dari Argentina ini, yang meninggalkan tanahair dan kerjayanya untuk menyertai Revolusi Kuba, dibunuh di sebuah kampung pergunungan di Bolivia sewaktu dia tercedera. Tarikh bulan itu adalah Oktober 1967, dan Ernesto Guevara belum berusia 40 tahun.

****
Inilah kumpulan kisah Che Guevara dan revolusi kuba. Ebook ini berisi bagaimana Guevara berjuang dalam sejarah revolusi kuba. Dalam Buku ini juga terdapat perjalanan hidup Guevara dalam menhadapi segala tantangan hidupnya. Dia dikenal seorang pemberontak yang senang terhadap keterkungkungan di negeriny

0 komentar





Assassin, sebuah kata yang mungkin tak asing lagi bagi kita. Para gamer tentunya tahu akan karakter dan kisahnya. Selain itu, kata-kata assassin sudah sering terdengar di media internet, televisi, ataupun majalah. Assassin adalah salah satu legenda yang kurang tercium masyarakat dunia di tengah berkecamuknya Perang Salib.
Saya menemukan beberapa literatur tentang ‘ninja’ timur tengah ini dari buku yang membahas Perang Salib, beberapa webpage, dan juga game Assassin’s Creed. Dari buku dan internet tentunya saya dapatkan informasi mengenai fakta dan berbagai asumsi tentang Assassin. Sedangkan dari game, saya mendapatkan literatur imajinasi visual yang kurang lebih dapat dipercaya, karena game ini didesain dan dikembangkan oleh tim multikultural dan agama. Ada beberapa benang merah antara literatur yang saya temukan dan alur dalam game ini.
Assassin sebenarnya adalah lafaz dan istilah dari barat yang bersumber dari kata Hasyasyin. Hasyasyin adalah kelompok pembunuh rahasia yang terkoordinir dan terlatih dengan baik. Sebelum terjadinya Perang Salib, Hasyasyin dibentuk oleh Hassan Ibn Shabah yang tersingkir dalam suksesi di Mesir pada tahun 1090. Kemudian ia menggalang kekuatan Syi’ah di Syiria untuk membunuh para tokoh dan pimpinan Muslim Sunni (Ahlus Sunah wal Jamaah). Syi’ah sendiri adalah paham yang telah melenceng dari ajaran yang dibawa Rasulullah Muhammad SAW. Hassan juga membuat benteng Masyaf yang kuat di Alamut, sebelah selatan laut Kaspia dan utara Iran. Posisi benteng yang strategis ini mempermudah para hasyasyin melakukan penyusupan dan aksi pembunuhan mereka.

Ketika kita memainkan peran sebagai seorang Assassin di game Assassin’s Creed, kita akan benar-benar mendapatkan pengalaman visual tentang latar waktu itu. Game itu berlatar tahun 1191 dengan seting berkutat di benteng Masyaf, dan tiga kota pada masa itu, yaitu Damascus, Jerussalem, dan Acre. Latarnya waktunya adalah ketika Pasukan Salib III pimpinan Richard The Lion Heart mengarah ke Jaffa, untuk selanjutnya bermaksud merebut Jerussalem dari kekuasaan Muslim.
Yang menarik adalah tentang latar tiga kota sekaligus benteng yang divisualisasikan dalam game ini, yaitu Damascus, Jerussalem, dan Acre.
Damascus adalah sebuah kota yang dibebaskan pasukan Muslim pimpinan Khalid ibn Walid dari kekaisaran Romawi Timur, Byzantium. Kota ini digambarkan sebagai kota yang indah, dan merupakan pusat kekuatan Muslim.
Jerussalem adalah kota suci yang menjadi sengketa dari dulu sampai sekarang. Di tanah ini terdapat Solomon’s temple, the Dome of the Rock, the al-Aqsa Mosque, and the Church of the Holy Sepulchre. Awalnya kota ini diserahkan secara damai kepada Khalifah Umar ibn Khaththab pada tahun 637 M atau 16 H. Selama 8 abad, Muslim, Nasrani, dan Yahudi hidup dengan damai berdampingan di bawah kekhalifahan. Sampai akhirnya, Jerussalem dapat ditaklukkan oleh gelombang Pasukan Salib (Crusaders). Para prajurit haus darah ini membantai 70.000 Muslim di yang berlindung Masjidil Aqsha. Bahkan para semua Yahudi dan Nasrani yang membantu mempertahankan kota juga menjadi korban pembantaian. Sampai-sampai seorang sejarawan barat mengungkapkan, “…pembantaian terbesar yang membuat kami melewati genangan darah hingga mata kaki…”. Kurang dari satu abad kemudian, Jerussalem kembali ke pangkuan pasukan muslim setelah kemenangan gilang gemilang 12.000 tentara Allah pimpinan Shalahuddin Al-Ayyubi menghempaskan 50.000 Pasukan Salib di lembah Hittin.  Richard The Lion Heart, pada tahun 1191 tersebut  bermaksud merebut kembali Jerussalem dari kaum Muslimin. Kembali ke latar Assassin’s Creed, kota Jerussalem yang pada tahun itu telah ada di bawah pemerintahan Muslim itu, divisualisasikan sebagai kota di mana Muslim, Nasrani, dan Yahudi dapat hidup berdampingan. Di sana berdiri kokoh masjid-masjid, gereja-gereja, dan kuil-kuil Yahudi.
Dan Acre, sebuah kota yang digambarkan cukup suram. Hal ini mungkin dikarenakan tragedi Acre pada Juli 1191 yang berhasil ditaklukkan oleh tentara Salib. Hanya karena keterlambatan pembayaran uang tebusan sebesar 200.000 keping emas oleh Shalahuddin, Richard membantai 3.000 muslimin Acre yang kebanyakan wanita dan anak-anak.
Secara garis besar saya terkesan pada visualisasi yang mendekati real oleh para desainer game ini. Hanya saja, saya tidak sepakat  pemandangan akan pengememis dan orang gila yang ada di berbagai sudut kota, serta beberapa tentara yang mengganggu warga sipil. Terkesan memaksakan dengan men-genaralisasi-kan keadaan yang ada pada setiap kota. Maklum, ketika kota-kota dalam game itu dibuat sebagai kota yang aman tentram, tentunya akan sedikit sekali aksi pertarungan yang membuat game ini akan terasa menjenuhkan.
Hasyasyin juga turut memainkan perannya di sini. Dalam memainkan peran sebagai Assassin, kita akan berkeliling menjelahi ketiga kota tersebut, mencari informasi tentang keadaan pasukan Shalahuddin dan Richard. Tentu, hasyasyin memainkan perannya sebagai pembunuh rahasia, melenyapkan tokoh-tokoh yang dianggap berpengaruh dan mengganggu pada masa itu.
Dalam sejarah, dua pasukan besar itu bertemu dan berperang di Arsuf pada September 1191. Dan akhirnya, pada Sepetember 1192 tercapai kesepakatan damai antara Shalahuddin dan Richard, yaitu Jerussalem tetap dipegang umat Islam, dan umat Kristen diperbolehkan berziarah dengan damai.
Korban-korban yang berjatuhan akibat aksi pembunuhan rahasia Hasyasyin yaitu Nizamul Mulk (1092), Wazir al-Afdal (1122), Ibnu Kashab (1124), al-Bursuqi (1126), Raymond II of Tripoli (1152). Pada 1191, tokoh-tokoh nyata perang Salib yang dibunuh dalam Assassin’s Creed  adalah Garnier de Naplouse (hospitaller), William de Montferrat, Sibrand (pimpinan ksatria Teuton), dan Robert de Sable (pemimpin ksatria Templar). Tak berhenti sampai di situ, Conrad de Montferrat pada 1192 terbunuh di tangan Hasyasyin. Kuat dugaan bahwa Richard ada di balik pembunuhan itu. Shalahuddin al-Ayyubi juga menjadi target, dan beberapa kali hampir terbunuh. Terakhir, pangeran Edward dan Raja Edward dari Inggris yang menjadi korban dengan racun pada 1271.
Kelompok pembunuh rahasia ini pun melemah setelah bentengnya di Alamut dihancurkan kekaisaran Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan pada15 Desember 1256. Rekaman sejarah hasyasyin juga lenyap karena bangsa mongol yang tidak berminat pada ilmu pengetahuan tersebut menghancurkan perpustakaan hasyasyin. Pada 1273, cabang-cabang Hasyasyin di Syiria diberangus oleh Sultan Mamluk Baibar. Legenda Hasyasyin pun runtuh dengan sedikit sekali menyisakan serpihan sejarah.
Wallahu’alam bishshowab.

0 komentar





Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis
yang terkenal kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari
Seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.
Buku ini juga menempatkan Nabi Muhamad di urutan pertama.
Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap Negara Prancis sejak
Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehnya itu.
Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya, agama yang
dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan
damai. Akhirnya pada tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821,
Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya dihadapan dunia Internasional.
Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam?
Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat dimajalah Genuine Islam, edisi Oktober
1936 terbitan Singapura. Di antaranya Napoleon Bonaparte berkata :
“Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari
kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat didalam agama kita. Bangsa Turki juga
menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.”
Selanjutnya ia berkata :
“Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various
discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I
love the Musselmans.”
( “Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan
yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda disetiap ceramah, bahwa
saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai
orang-orang Islam.” )
Akhirnya ia berkata :
“In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no
son and He reigns without a partner.”
( “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain
Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping.” )
Benarkah informasi ini? Wallahu a’lam. Yang pasti teman-teman Muslim tidak usah GR dengan Kemusliman Napoleon dan teman-teman Kristiani tidak perlu tersinggung dengan informasi ini. Yang pasti dan dapat kita akui bersama bahwa Napoleon merupakan salah satu orang besar yang pernah ada di muka bumi ini, khususnya bagi Perancis dan Amerika Serikat.